
Bagi sebagian guru dan karyawan SMK Strada Jakarta yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun tentu tidak bisa lepas ingatan dengan pak tua yang rambutnya sudah semua putih dan kulit berkeriput ini. Sosok yang nama panggilannya Pak Dar atau Paulus Soedaryono itu telah pensiun diusia 56 th, tetapi oleh STM Strada (Sekarang SMK Strada Jakarta) waktu itu masih dikaryakan lagi bahkan sampai tiga kali pak Dar meninggalkan STM Strada dan dipanggil lagi. Dalam peribahasa jawa sebagai “ timun wungkuk jogo imbuh” yang artinya sebagai orang yang selalu siap menjadi penutup apa bila ada kekurangan tenaga di STM Strada.
Pernah Pak Dar menjabat sebagai wakil Direktur ( sekarang jabatan direktur sama dengan pelaksana harian) dimasa Romo Wijoyo. Pernah juga ia menjadi kepala sekolah dan pernah juga menjadi guru umum. Saat menjadi wakil Direktur ia merasa tidak punya pekerjaan, karena tidak mempunyai kewenangan, sebab yang memutuskan direkturnya. Pada saat ia menjabat kepala sekolah inilah ia merasa banyak pekerjaan. Ia harus membenahi banyak hal, sebab ia selalu berprinsip SOS (Senang Orang Senang, Susah Orang Susah) artinya Ia akan selalu merasakan senang bila melihat orang lain senang karena keberhasilannya setelah mengenyam pendidikan di STM Strada, tetapi sebaliknya iapun akan susah, sedih atau tidak senang bila melihat lulusan SMK Strada gagal dalam kehidupannya karena mencari kerja susah, ketrampilan tidak ada, ditolak bila melamar kerja, kerja hanya dengan gaji sedikit akhirnya hidup miskin dan tidak sejahtera. Salah satu hal yang mulai ia tanamkan ialah nilai kedisiplinan dan kerja keras.
Ia selalu menegaskan kepada setiap guru, bila mengajar kepada para siswa hendaknya tegas dan melarang siswanya menyontek. Mereka harus belajar sungguh sungguh supaya nilainya baik, tetapi tidak dengan melihat hasil pekerjaan orang lain. Baginya semua mata pelajaran itu mengajarkan kehidupan, bukan sekedar hafalan untuk mendapatkan nilai baik, tetapi apa yang bisa diterapkan dalam kehidupan ini. Siswa yang suka menyontek pada akhirnya menipu diri sendiri dan setelah bekerja ia tidak bisa mengerjakan apa-apa yang diperintahkan oleh perusahaannya, akhirnya gaji sedikit atau bahkan dikeluarkan dari tempat bekerjanya. Jika prinsip ini dilaksanakan di sekolah ini tentu akan ada penolakan dari siswa, bahkan akan sedikit yang menerimanya. Tetapi dari yang sedikit ini ia akan menjadi benih yang bagus saat menjadi alumni. Ia akan menjadi teladan bagi teman –teman sekerjanya, ia dipercaya oleh perusahaan tempat ia bekerja. Jika itu semakin banyak maka STM Strada ini akan maju. Dengan prinsip itu tak segan ia mengambil keputusan yang kontroversial, mengeluarkan siswa yang tidak naik kelas. Pernah anak seorang unsur yayasan ini dikeluarkan karena tidak naik klas, juga anak karyawan karena alasan yang sama. Setiap pagi anak yang terlambat dikumpulkan lalu diberikan pembinaan.
Ia juga selalu berpesan kepada siswa siswa klas XII menjelang lulus, bahwa orang bekerja itu pertama harus mencintai pekerjaannya. Bekerjalah sebaik mungkin ditempat kalian bekerja, jangan memikirkan upahmu, tetapi bekerja dululah yang baik. Pada akhirnya karena pimpinan melihatmu maka kamu akan dipercaya dan gajimu akan naik sesuai harapanmu. Hal ini diterapkan oleh pak Dar dirumahnya saat mendidik dua orang anaknya. Karena anaknya menuruti nasehat ayahnya itulah sekarang keduanya diserahi memimpin perusahaan setelah keduanya dikirim untuk belajar ke Jerman. Bahkan yang satu pernah ke Cina, Hongkong karena mengikuti prinsip sang ayah.
Pesan yang lain kepada calon alumni, setelah kalian bekerja nanti bantulah adik adik angkatanmu dengan memberi makan bakso sebulan sekali yang cukup dimentahkan saja sumbangannya, karena harga bakso semangkok Rp 10.000 maka cukuplah kalian menyetor Rp 10.000,- saja. Kalau setiap alumni memberikan sumbangan sebesar itu minimal itu, kalau lulusan strada sejak awal meluluskan 100 siswa setiap tahunnya hingga sekarang ulang tahun yang ke 50 th maka sudah ada 100x50x 10.000.000 = 50. 000.000.000 itu baru alumni. Belum bantuan dari pemerintah,perusahaan , bantuan dari gereja, orang tua siswa, Maka sebenarnya lebih dri cukup untuk menggratiskan siswa kita sekarang ini.
Pak Dar selaku pengelola Abdi Kasih bersama pak Joni siswanto juga mengucapkan terimakasih karena semua guru karyawan , yayasan semua peduli dan memberikan bantuan keiklasannya setelah gajian dengan minimal 10.000 untuk ke Abdi Siswa. Menurut Pak Daryono, tantangan ke depan SMK Strada harus dijawab bersama – sama oleh semua pihak, dengan terus melaksanakan dan menghidupi visi misi SMK Strada, 8 kharakter sikap mental, Lima R, dan pembimbingan bu Mari dan Pak Marngihot. Hendaknya tidak berhenti di slogan-slogan, diatas kertas dan ide – ide belaka, tetapi harus dilaksanakan ,diwujudkan . Hendaknya setiap kita menggali inspirasi dari bacaan ke 3 menurut Kalender liturgi setiap harinya.
Author Sarjana.
Pk Sudaryono adalah inspirasi buat saya walau nilai Kimia saya jelek di pelajarannya tapi itu nilai yang tinggi buat saya karena Pk Dar selalu mengajarkan kejujuran dalam pembelajarannya, saya selalu ingat bila beliau memanggil saya untuk maju kedepan dengan nyanyian *Hai Jud.. Junaidi* semoga saya dapat meneruskan perjuangan dan didikasi beliau, salam sehat selalu Guruku….